Sunday 22 July 2012

Nutrition and Health: Konsumsi Gula, Kegemukan dan Diabetes: Gula kerap dianggap berefek buruk terhadap kesehatan. Gula sering dituding menjadi penyebab kegemukan dan diabetes. Penelitian menuj...
Posted by Yunus On 06:47 No comments READ FULL POST

Wednesday 18 July 2012



Gula kerap dianggap berefek buruk terhadap kesehatan. Gula sering dituding menjadi penyebab kegemukan dan diabetes. Penelitian menujukkan bahwa “tuduhan” itu ternyata tidak benar.
Bagi sebagian besar orang, gula adalah sukrosa, gula pasir yang biasa dijual di pasar dalam kantong beragam ukuran. Gula sesungguhnya “hanya” menyumbang energi/kalori pada pola makan, yaitu 16 kalori (kkal) per sendok teh.
Sebenarnya, terdapat lusinan jenis gula. Dalam bentuk murni, berbagai jenis gula tersebut memiliki nama masing-masing, seperti fruktosa (gula buah), galaktosa, glukosa, laktosa (gula susu), maltosa, ribosa, serta gula alkohol, seperti sorbitol dan xilitol. Gula juga kerap dikenali menurut sumbernya, seperti madu, sirup jagung, dan molase (mollase). Molase merupakan sirup kental, lazimnya warna cokelat gelap yang dihasilkan selama penyaringan gula.
Gula dijumpai secara alami pada beberapa makanan, seperti kismis dan kurma. Rasa gula dapat pula diperoleh karena ditambahkan, misalnya dalam pai buah dan kola. ia mempunyai fungsi sebagai bahan pengawet dan bahan pemberi rasa, termasuk penghasil aroma karamel. Gula dapat membuat makanan lebih lezat dan mengurangi porsi energi bila menggantikan lemak sebaba gula (karbohidrat) mengandung energi sebesar 4 kkal tiap gramnya. Adapun lemak setiap gramnya memasok energi sebesar 9 kkal.

Sukrosa
Semua glukosa pada dasarnya sama. Tak terdapat satu pun yang memberikan keuntungan gizi signifikan melebihi yang lain, kecuali madu dan molase yang mayoritas gulanya sudah dikeluarkan/dihilangkan. Molase kaya akan zat besi, sedangkan madu banyak terkandung flavonoid, zat fitokimia yang berperan sebagai antioksidan.
Sesungguhnya, sukrosa adalah gula utama dalam buah, seperti dalam buah blewah, jeruk, kismis, mangga, melon, nanas,  pisang, dan semangka. “Bonus” kesehatan yang berasal dari makan buah terletak pada kandungan vitamin, mineral, serat, flavonoid, bukan pada jenis gula yang dikandung oleh buah.
Ada perbedaan tingkat kemanisan gula. Fruktosa lebih manis daripada jenis-jenis gula lain (hampir dua kali kemanisan) sehingga diperlukan sedikit saja untuk membuat makanan terasa manis. Sebaliknya tingkat kemanisan xilitol dan sorbitol jauh lebih rendah dibandingkan dengan jenis-jenis gula lain sehingga harus digunakan lebih banyak untuk memunculkan rasa manis.

Glukosa
Tubuh membutuhkan gula. Glukosa, yang merupakan gula utama dalam darah dan bahan bakar dasar bagi tubuh, esensial untuk berfungsinya seluruh sel, terutama sel-sel otak. Namun, kita tidak perlu makan gula untuk memasok glukosa. Yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat kompleks, juga dikenal sebagai zat pati, yang ditemukan pada makanan-makanan yang berasal dari padi, sayuran dan buah. Pada beberapa keadaan, glukosa dapat diproduksi dari pemecahan protein atau lemak.
Ketika mengonsumsi makanan yang mengandung gula, makanan itu dipecah tubuh menjadi bentuk gula yang paling sederhana, kecuali gula dalam makanan tersebut telah berbentuk sangat sederhana. Misalnya, selama pencernaan, sukrosa dipecah menjadi glukosa dan fruktosa, yang memasuki aliran darah melalui dinding-dinding usus halus serta melintasi sel-sel tubuh dan hati. Dengan bantuan insulin, yakni hormon pengatur kadar glukosa, sel-sel menyerap glukosa dan menggunakannya sebagai energi.
Glukosa disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen. Glikogen di hati sewaktu-waktu dapat diubah kembali menjadi glukosa pada saat energi diperlukan. Sebagian besar fruktosa diubah pula menjadi glukosa oleh hati. Hati dapat mengubah gula menjadi asam-asam amino pembangun protein. Kelebihan gula, sebagaimana halnya energi ekstra lainnya, diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh.

Konsumsi Gula dan Kegemukan
Pernyataan yang menyebutkan bahwa gula dapat menggemukkan adalah pernyataan yang tidak benar. Pada kasus kegemukan penyebabnya tidak hanya disebabkan oleh gula saja. Mengkonsumsi energi lebih banyak daripada yang dibakar tubuh merupakan pemicu penambahan berat badan. Bagi kebanyakan orang, andil terbesar dari kelebihan energi berasal dari mengkonsumsi lemak terlalu banyak bukan gula.
Beberapa riset yang mengejutkan justru menemukan bahwa orang yang kurus cenderung makan gula lebih banyak daripada lemak dibandingkan dengan orang yang gemuk. Orang yang sering menyalahkan makanan manis tatkala berat badannya naik sudah melupakan bahwa mayoritas energi cake, cokelat, cookie, dan es krim yang mereka makan berasal dari lemak, bukan gula.
Itu berarti tubuh tidak akan bertambah berat jika camilan yang menyediakan gula ditambahkan pada pola makan setiap hari. Yang menyebabkan berat badan naik ialah energi (gabungan hasil pembakaran karbohidrat-lemak-protein), bukan gula.

Penyebab Diabetes
Makan gula terlampau banyak tidak menimbulkan diabetes. Salah paham tersebut muncul karena ciri-ciri diabetes adalah kadar gula dalam darahnya tinggi. Kelebihan konsumsi gula memang sangat berbahaya bagi pengidap diabetes. Mereka harus membatasi konsumsi gula. Tetapi, gula tidak menyebabkan diabetes.
Janket dkk dari Havard Medical School and Havard School Of PublicHealth, Boston, Amerika Serikat, meneliti secara prospektif apakah konsumsi total atau jenis gula berhubungan dengan resiko munculnya diabetes tipe-2, yaitu diabetes tipe yang tidak tergantung pada insulin. Studi yang diikuti selama rata-rata enam tahun itu meliputi 39.345 perempuan berumur minimal 45 tahun ke atas yang dipilih secara acak. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi gula tidak tampak beresiko terhadap perkembangan diabetes tipe-2.
Kegemukan merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe-2. Riwayat keluarga berpenyakit diabetes dan usia yang telah lanjut merupakan faktor-faktor penting lain penyebab diabetes. Tak ada alasan kuat untuk membatasi konsumsi gula secara ketat, kecuali kalau Anda penderita diabetes atau orang yang sensitif terhadap karbohidrat. Penderita diabetes pun masih diperbolehkan makan makanan yang manis. Namun, menghindari konsumsi gula terlalu banyak tetap lebih baik.
Mungkin tidak mudah melakukan hal tersebut karena gula adalah bahan makanan yang populer dalam banyak makanan olahan. Gula merupakan bahan makanan tambahan yang penting. Ia hadir dalam pelbagai makanan yang sebelumnya mungkin tak terbayangkan, seperti sup, sambal, jus buah, sereal, yogurt, roti, makanan kaleng,  dan tentu saja makanan ringan (soft drink) serta makanan jenis lainnya.
Gula secara alami dijumpai pula pada buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk susu. Idealnya, gula memberikan kontribusi tidak melebihi 15  persen dari total energi per hari. Perlu diingat bahwa sebagian besar makanan manis mengandung lemak dan energi yang tinggi, tetapi zat gizinya relatif rendah.
Jika Anda menjalankan pola makan seimbang, yakni rendah lemak dan tinggi karbohidrat, tak ada alasan menjauhi gula. Dengan pola makan seimbang, Anda secara otomatis akan membatasi konsumsi gula.


Sumber Referensi :
Cahanar, P.,  dan Suhanda, I. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Penerbit Buku Kompas
Posted by Yunus On 23:23 No comments READ FULL POST

Tuesday 17 July 2012


a.  Minyak yang digunakan
Minyak yang digunakan cukup sederhana, sehat dan tanpa wewangian seperti baby oil, minyak zaitun, minyak telon atau minyak kelapa. Kulit bayi yang masih sensitif sangat mudah terluka karena gesekan, sehingga dengan adanya minyak membuat efek sentuhan menjadi ringan.

b.  Kontra indikasi
Disarankan untuk jangan memijat bayi setelah ia makan atau disusui, membangunkan bayi hanya untuk dipijat/bayi mengantuk, memijat bayi saat sakit, memijat dengan paksa, memaksakan posisi pijatan tertentu saat pemijatan.
Mengetahui saat tidak boleh dipijat mungkin sangat penting daripada mengetahui kapan boleh memijat. Prinsip utama dalam menentukan boleh tidaknya menggunakan pijat adalah jangan menambah rasa sakit, ada beberapa kontra indikasi untuk pijat adalah diagnosa tidak diketahui, langsung pada tumor, penyakit kulit akut, luka terbuka, atau trauma kulit, penyakit menular akut yang terindikasi (hepatitis, TBC, difteri, demam tifus), pendarahan di dalam dan lain sebagainya.

c.   Persiapan pemijatan
Ruang tempat melakukan pemijatan harus perlu diperhatikan agar dapat memberikan kenyamanan pada bayi. Ruang kamar seharusnya hangat dan tak berangin, bila bayi di rumah sakit, pemijatan sebaiknya dilakukan di dalam inkubasi atau di bawah penghangat khusus (Input Warmner), sediakan waktu yang cukup, usahakan pada posisi nyaman dan santai (ibu dan bayi), alas yang rata dan lembut, sediakan handuk, baju ganti dan lotion atau baby oil, kuku pendek dan tidak memakai perhiasan di jari tangan, tangan harus bersih dan hangat, bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan oleh ibu secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minimum selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan, jika perlu nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut agar rileks.


d.  Langkah pemijatan bayi 0 – 3 Bulan
Setiap gerakan pada tahap pemijatan dapat diulang sebanyak 6 kali. Pada bayi usia 0 – 1 Bulan disarankan gerakan yang lebih pada usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut. Usia 1 – 3 bulan disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan dalam waktu yang singkat. Total lama pemijatan adalah 15 menit, gerakan boleh tidak berurutan dan dapat dihentikan sebelum semua rangkaian jika bayi tidak menghendaki.
Kepala dan Wajah :
1)      Letakkan ujung telapak tangan, pijat dengan lembut kening bayi, pelipis dan pipi dengan gerakan seperti membuka buku.
2)      Pijat daerah pangkal hidung turun sampai tulang pipi dan daerah kening dengan menggunakan ibu jari atau telunjuk dengan gerakan memutar perlahan.
3)      Buat pijatan lembut di atas mulut bayi dengan ibu jari dari tengah ke samping, tarik sehingga ia tersenyum dilanjutkan dengan memijat lembut rahang bawah bayi dari tengah kesamping seolah membuat bayi tersenyum. Akhiri pijatan wajah dengan secara lembut daerah di belakang ke telinga ke arah dagu.
Dada dan Perut :
4)      Letakkan kedua telapak tangan di tengah dada bayi. Lakukan pijatan ke atas, kemudian kesisi luar tubuh dan kembali ke tengah tanpa mengangkat seperti membentuk hati, kemudian buat pijatan menyilang dengan telapak tangan ke arah bahu seperti membentuk kupu-kupu.
5)      Pijatan bulan – matahari : buat gerakan memutar ½ lingkaran searah jarum jam dengan telapak tangan kanan dan lanjutkan dengan tangan kiri sampai membentuk lingkaran penuh.
6)      I Love U : memijat dengan ujung telapak tangan dari perut kiri atas lurus ke bawah seperti membentuk huruf I.
7)      Lanjutkan dengan ujung telapak tangan mulai dari perut kanan atas ke kiri kemudian ke bawah membentuk huruf L  terbalik.
8)      Lanjutkan dari perut kanan bawah ke atas membentuk ½ lingkaran ke arah perut kiri bawah, seperti membentuk huruf U lanjutkan dengan pijatan gerakan berjalan dengan ujung-ujung jari menekan dinding perut dari sebelah kanan ke kiri. Akhiri pijatan perut dengan mengangkat kedua kaki bayi kemudian menekankan perlahan ke arah perut.
Tangan dan Kaki :
9)      Ada 3 gerakan pijatan pada lengan, yaitu memerah, memutar dan menggulung dimulai dari bahu ke pergelangan tangan, kemudian kembali lagi ke bahu.
10)  Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak tangan dan punggung tangan mulai dari pergelangan tangan, akhiri dengan tarikan lembut pada jari.
11)   Pijatan pada kaki mempunyai gerakan seperti pada tangan, yaitu memerah, memutar dan menggulung di mulai dari paha ke pergelangan kaki, kemudian kembali ke paha. Hal ini juga dilakukan pada telapak kaki dan punggung kaki. Akhiri dengan tarikan lembut pada jari kaki.
12)  Dengan posisi tengkurap, pijat punggung dari leher sampai ke pantat. Posisi telapak tangan tegak lurus lakukan gerakan-gerakan maju mundur. Akhiri pijatan punggung dengan membuat beberapa kali belaian memanjang dari leher ke pantat dengan ujung-ujung jari.

Bahan Referensi :

Lee, N., (2009) Cara pintar merawat bayi 0-12 bulan. Yogyakarta
Pediatri Sosial UKK Tumbuh kembang IDAI., (2008) Modul stimulasi pijat bayi. Jakarta
Posted by Yunus On 07:07 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    Blogger news

    Blogroll

    About