Tuesday 4 December 2012


PERAN ILMU KOMUNIKASI DALAM PROFESI AHLI GIZI



Oleh: YUNUS


1.      Pengertian dan Ruang Lingkup Komunikasi

Istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin “communicatus” yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Komunikasi adalah proses penyampaian infirmasi, gagasan, emosi, keahlianm dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Barelson dan Steiner,1964). Jadi pada dasarnya komunikasi adalah suatu proses, artinya proses dari serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan dan berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Di samping itu, komunikasi sebagai suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan dan menuntu adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat.
Dalam mencapai tujuan komunikasi dibutuhkan komponen yang saling berkaitan dan harus terpenuhi. Komponen tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Komunikator : orang atau lembaga yang menyampaikan pesan
b.      Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti
c.       Komunikan : orang yang menerima pesan
d.      Media : sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan
e.       Feedback : dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan
Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan: peranan interpersonal; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
Peranan interpersonal seorang manajer meliputi tiga hal:
a.       Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang manajer melakuan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dll.
b.      Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
c.       Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.
Peranan informasi dalam organisasi, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan informasi meliputi peranan-peranan sebagai berikut:
a.       Melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai ertanyaan kepada rekan-rekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya.
b.      Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemudian disebarkan kepada bawahannya.
c.       Sebagai juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar organisasinya ia memberikan informasi dalam rangka pengembangan organisasinya. Ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran sebagaimana harusnya.
Peranan memutuskan. Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini:
a.       Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang iawasinya sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.
b.      Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.
Peranan penentu sumber.
c.       Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan.
d.      Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui pemikran tunggal.

2.      Peran komunikasi dalam perubahan perilaku hidup sehat
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku sasaran dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa. Tujuan utama dari komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku yang sehat. Selanjutnya dengan perilaku yang lebih sehat diharapkan akan berpengaruh terhadap pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Komunikasi kesehatan secara prinsip dapat dilakukan komunikasi persuasif dengan tahapan menyampaikan pesan seperti pada komunikasi informatis tetapi dengan tujuan untuk mengajak komunikan untuk bertindak sesuai dengan isi pesan. Komunikan senantiasa diberi pandangan baru lalu diajak untuk meneliti kembali kerangka acuan tindakan dan pola perilakunya selama ini, kemudian dipengaruhi untuk merubah kerangka acuan tindakan dan pola perilakunya sesuai dengan yang kehendaki komunikator (Notoatmodjo, 2003).
 
Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Claude E. Shannon danWarren Weaver dalam Mathematical Theory of Communication, bahwa efektifitaskomunikasi dapat dihitung dan diukur secara matematis (akurasi transmisi pesan, ketepatan pesan terhadap makna, dan efektifitas pesan dalam mempengaruhitindakan), sehingga komunikasi dapat dipakai sebagai alat kontrol. Karena pesankomunikasi dapat didesain dan diukur efektifitasnya, maka dalam perspektif  propaganda komunikasi bisa digunakan sebagai alat manipulasi. Komunikasidapat mempengaruhi pola
Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional, serta merupakan sebuah proses komprehensif dbidang sosial, politik, ekonomi dan budaya. Tidak hanya mencakup upaya peningkatan kemampuan dan kesadaran masyarakat di bidang kesehatan saja, tetapi juga upaya yang bertujuan merubah dan mengkondisikan lingkungan menjadi tempat tinggal yang ideal menopang kehidupan dalam perspektif kesehatan, meningkatkan peran serta masyarakat dalam hal kesehatan, berorientasi pada sistem pelayanan, pembiayaan kesehatan dan memperluas kemitraan.

3.      Peran komunikasi dalam profesi ahli gizi
Dalam peningkatan kemampuan setiap orang atau keluarga untuk mendapatkan asupan gizi seimbang dalam mewujudkan hidup sehat yang diperlukan adalah hierarki profesional dan jaringan pelayanan masyarakat dan keluarga untuk mewujudkan maksud di atas. Dengan menggunakan Puskesmas, Posyandu, dan PKK sebagai penggerak tumbuhnya jaringan pelayanan gizi masyarakat maka diadakan suatu forum yang dapat mendukung usaha pelayanan profesional dan masyarakat. Berkaitan dengan posyandu, dalam hierarki pelayanan kesehatan posyandu adalah jembatan upaya-upaya pelayanan profesional dan pelayanan non-profesional yang dapat dikembangkan oleh masyarakat dan keluarga.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa posyandu merupakan salah satu bentuk operasional sosialisasi pentingnya gizi seimbang pada masyarakat secara langsung. Karena itu, diperlukan suatu pendekatan yang kekuatannya terletak pada pelayanan kesehatan dasar dan kerja sama lintas sektor. Peran serta masyarakat ini diperoleh melalui rekayasa masyarakat, dapat dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan motivasi serta upaya penggerak masyarakat. Hal tersebut dilakukan berbagai cara berdasarkan kondisi dan situasi masyarakat setempat. Dengan demikian, posyandu merupakan forum komunikasi dan pelayanan di masyarakat antara sektor yang memadukan kegiatan pembangunan sektoralnya dengan kegiatan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalahnya alih melalui teknologi. Sasaran posyandu adalah terutama masyarakat desa dengan tujuan memperkenalkan inovasi kesehatan dan teknologi kesehatan. Oleh karena, masih banyaknya jumlah penduduk yang tinggal dipedesaan, komunikasi dengan masyarakat desa lebih diutamakan karena komunikasi dengan masyarakat desa merupakan bagian dari komunikasi dengan masyarakat Indonesia seluruhnya.
Untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat pedesaan tentang pemantauan status gizi balita, pemeriksaan rutin ibu hamil, pemberian imunisasi, dan dua unsur penting yang perlu dicatat, yakni komunikasi yang sering merupakan hal-hal baru (inovasi) bagi penduduk desa, adanya latar belakang sosial budaya yang sering berbeda antara pembuat konsep isi pesan ataupun pembawa pesan (komunikator) dengan penduduk pedesaan. Kedua faktor tersebut masing-masing menunjukkan situasi komunikasi inovasi, yaitu bagaimana suatu inovasi disebarluaskan kepada masyarakat. Posyandu adalah medium dan organisasi sebagai sumber pesan-pesan kesehatan penting untuk diteliti, terutama untuk melihat peranannya dalam meningkatkan partisipasi masyakarat dalam program kesehatan. Sehingga posyandu perlu ditunjang oleh adanya suatu kegiatan komunikasi yang bekerja secara aktif dalam menyebar luaskan pesan-pesan kesehatan dalam masyarakat. Kegiatan komunikasi pada pokoknya adalah menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman tentang infomasi yang disampaikan itu. Informasi yang disampaikan oleh provider dan kader perlu dipahami oleh pihak penerima atau masyarakat sehingga apa yang dimaksud oleh posyandu, yaitu penyuluhan kesehatan, diterima dan dilaksanakan dengan baik.

Dalam pemberian sosialisasi gizi harus juga memperhatikan kondisi demografi masyarakat setempat melalui wawancara, observasi dan diskusi kelompok terarah. Sehingga dengan begitu kita sebagai ahli gizi dapat mengetahui program gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan makanan pokok masyarakat. Dengan adanya komunikasi dua arah antara masyarakat dan petugas kesehatan tersebut sasaran program akan tepat sesuai dengan target yang diharapkan. Posyandu menetapkan programnya yaitu pembangunan kesehatan masyarakat desa. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, maka langkah pertama yang ditempuh adalah memberi penjelasan masyarakat tentang berbagai kegiatan posyandu. Dengan penjelasan yang diberikan oleh posyandu maka akan tercipta interaksi antara pemberi pelayanan kesehatan dan masyarakat sebagai penerima pesan-pesan kesehatan. Dengan demikian, peran komunikasi sangat penting untuk berperan dalam menciptakan partisipasi masyarakat.
Partisipasi dan komunikasi hanya dapat dicapai apabila sistem nilai, sistem sosial budaya dan struktur sosial masyarakat dimanfaatkan. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan dengan mengajak para pemuka masyarakat terlebih dahulu. Yang termasuk pemuka masyarakat adalah pemimpin formal dan informal. Pemuka masyarakat sangat efektif, terutama pemimpin informal karena ia mengenal masyarakat dan oleh masyarakat setempat dianggap sebagai tokoh atau pemimpin yang mengetahui banyak masalah-masalah sosial dan kemasyaraktan. Strategi posyandu adalah memanfaatkan pemuka masyarakat di samping organisasi sosial sebagai saluran komunikasi. Lembaga-lembaga sosial seperti. Lembaga Musyawarah Desa (LMD/Tuha Empat dan Tuha Delapan) Lembaga Masyarakat Desa, Badan Perwakilan Desa (BPD), dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta saluran-saluran komunikasi interpersonal telah digunakan sebagai saluran komunikasi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, terhadan program gizi dan kesehatan.









Referensi :

Fikse, John (1999). Introduction to Communication Study. 2nd Edition. Guernsey Press Co Ltd. London.

Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Dua. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

www.scribd.com/doc/Peran-Komunikasi-dalam-Perubahan-Perilaku. diupdate pada tanggal  08 September 2009.


PERAN



Posted by Yunus On 22:13 No comments

0 comments:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    Blogger news

    Blogroll

    About