Monday 4 June 2012


Kota Palu dikenal dengan sebutan Bumi Tadulako merupakan kota yang cukup indah dengan panorama laut dan pegunungan yang indah untuk dinikmati. Mata pencaharian utama masyarakat Kaili adalah bercocok tanam disawah,diladang dan menanam kelapa. Disamping itu masyarakat suku Kaili yang tinggal didataran tinggi mereka juga mengambil hasil bumi dihutan seperti rotan,damar dan kemiri, dan beternak. Sedang masyarakat suku Kaili yang dipesisir pantai disamping bertani dan berkebun, mereka juga hidup sebagai nelayan dan berdagang antar pulau ke kalimantan. Makanan asli suku Kaili pada umumnya adalah nasi, karena sebagian besar tanah dataran dilembah Palu, Parigi sampai ke Poso merupakan daerah persawahan. Kadang pada musim paceklik masyarakat menanam jagung, sehingga sering juga mereka memakan nasi dari beras jagung (campuran beras dan jagung giling).
Kebiasaan makan masyarakat kota Palu tidak jauh berbeda dengan masyarakat di kota lain pada umumnya, hanya saja lebih terlihat pada keanekaragaman makanan yang dikonsumsi setiap hari. Umumnya yang lebih banyak dikonsumsi adalah makanan yang kaya akan sumber karbohidrat dan lemak. Sangat jarang didapatkan masyarakat yang sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran dengan teratur setiap hari. Bagi masyarakat kota Palu, jika hanya mengkonsumsi buah, sayuran, roti ataupun cemilan belum disebut sebagai makan. Bagi mereka makan adalah mengkonsumsi nasi atau sumber karbohirdat lainnya dengan daging atau ikan sebagai sumber protein dalam porsi yang banyak. Adapun makan makanan dalam jumlah/ porsi yang banyak bukan hal yang aneh lagi bagi masyarakat kota Palu.
Makanan khas suku Kaili adalah makanan makanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol seperti sop tulang sapi (kaledo), kuah asam dari tulang sapi (uvempoi). Konsumsi makanan bersantan yang terlalu banyak akan semakin meningkatnya resiko hipertensi pada masyarakat suku Kaili dan kota Palu. Hal ini yang menyebabkan tingkat obesitas dan prevalensi penyakit degeratif masih sangat tinggi yakni Jantung koroner 22,3 %, Diabetes Mellitus 6,5 %, Hipertensi 34,3 %, Stroke 12,5 % (Riskesdas, 2007).

1.      Sup Kaledo sebagai makanan khas masyarakat kota Palu


Sop kaledo terbuat dari bahan pokok daging dan tulang kaki sapi, asam mentah, dan cabe rawit hijau. Cara membuat cukup sederhana. Masak air dalam panci hingga mendidih. Masukkan daging dan tulang sapi, masak hingga empuk. Buang air rebusan daging dan tiriskan, kemudian jerang air di panci lainnya, masukkan kembali daging yang telah dimasak, ini diperlukan untuk mengurangi lemak pada air rebusan. Setelah air mendidih, masukkan garam, cabe rawit hijau, penyedap rasa, dan asam mentah ke dalam rebusan daging dan tulang. Tutup dan rebus kembali hingga daging dan tulang kaki sapi matang.
Kaledo berasal dari singkatan dari Kaki Lembu Donggala.  Semacam sup Daging dan tulang dari kaki Lembu.  Yang ini memang adanya di Sulawesi tengah khususnya dari Donggala.  Sebuah kabupaten besar dimana kota Palu ada di dalamnya. Dan jelas sekali kalau makanan ini khas dengan cara makannya.  Semangkuk saat ini berkisar antara 25 sampai 30 ribu rupiah.  Disajikan biasanya dengan ubi rebus atau nasi. Buah asam direbus dalam air mendidih, campur beberapa bumbu, kemudian saat mendidih, potongan daging dan tulang dari kaki serta iga lembu dimasukkan, setelah sekitar empat jam minimal ini disajikan dalam keadaan panas.  Disajikan dengan ubi kukus atau rebus, nasi, lengkap dengan bawang goreng, ada juga kecap atau saus dan sambal.
Di kota Palu ada beberapa titik tempat orang jual Kaledo, tetapi favorit dan rekomendasinya hanya di dua titik saja. Maksudnya satu titik yang dibilang seng ada lawan adalah terletak di Loli, dimana disana semuanya menyebut enak dan original.  Kedua, ada di ujung jalan dari arah Univ Tadulako. Tepatnya mungkin namanya daerah Tondo. Yang ini enak juga meski beberapa kali ini ada masalah dengan kuantitas dan mutunya, tetapi, tetap ini jadi pilihan yang bagus kok.  Ketiga, titik-titik yang lain yaitu titik-titik dimana ada warung kaledo disitulah tempatnya, rata-rata bagi pemula cukuplah.
Makan kaledo itu meski ganas kata orang-orang Palu, sup panas dengan daging dan tulang plus sumsum dalam tulang bila ada.  Jadi bisa menggunakan sendok untuk kuahnya, bisa  garpu untuk daging yang nempel di tulang, bisa pisau bila dibutuhkan untuk mengiris dan melepas daging yang nempel tulang, dan terakhir bisa juga menggunakan sumpit atau batangan kayu yang biasa dipakai orang china untuk makan ini buat mengorek dan menyodok sumsum dalam tulang. 
Mengenai cara makan kaledo ini berhubungan dengan suasana, orang Palu juga menyediakan kaledo ini untuk pesta privat seperti antar saudara atau teman, tetapi jarang untuk acara formal macam pesta kawin atau pesta di kantor..  Tetapi itu hanya masalah kebiasaan, makanya mereka jarang kasih di pesta formal.  Yang jelas suasana mendukung makan kaledo bila itu sedikit bebas. 

2.      Sayur Keelor (Uta Kelo) masakan khas kota Palu
                                                                 

Uta kelo atau sayur kelor adalah sayur khas tanah kaili (sulawesi tengah), sesuai namanya sayur ini dibuat dari bahan utama daun kelor (moringa sp) dimasak santan dengan beberapa bahan tambahan lainnya. kota palu sangat identik dengan sayuran ini, berikut secara sederhana kami uraikan bahan dan cara pembuatan sayur kelor
Memasuki bulan Ramadan, berarti tiba waktunya menyantap sayur kelor saat berbuka. Karena bagi orang Kaili, penduduk asli Kota Palu, Sulawesi Tengah, sayur kelor salah satu makanan favorit. Menu ini juga diyakini bisa memberi kekuatan ekstra untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Sayur kelor dipercaya keramat sebab jika ada orang dari luar Palu memakan sayur bersantan ini maka kemungkinan besar dia akan tinggal di Palu selamanya. Anggapan itulah yang membuat sayur kelor dianggap keramat oleh warga pendatang.
Dalam bahasa setempat, sayur kelor disebut pula "uta kelo". Makanan jenis ini banyak dijual di pinggir jalan Kota Palu dan banyak penyuka sayur kelor di Palu Selatan, mengatakan cara membuat sayur kelor terbilang mudah.
Langkah pertama santan dan sejumlah cabai hijau yang telah dihaluskan direbus hingga mendidih. Kemudian dimasukkan pisang muda yang telah diiris menjadi empat potong. 

Ayoo... sempatkan liburan kuliner di Kota Palu,,.. !!
Posted by Yunus On 21:37 5 comments

5 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. NVERO ILUKU....LEDO RIA RI SURABAYA

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum wrb, saya mohon maaf kalau postingan saya menyinggung perasaan anda semua tapi saya lillahi ta’ala hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya saya berharap ada yang sama seperti saya.perkenalkan terlebih dahulu saya aini andari tinggal di Padang,dulu saya penjual kue keliling himpitan ekonomi yang membuat saya seperti ini,saya tidak menyerah dengan keadaan saya tetap usaha,pada suatu malam saya buka internet tidak sengaja saya lihat postingan seseorang yang sama seperti saya tapi sudah berhasil,dia dibantu oleh mbah bedjo tampa pikir panjang saya hubungi beliau saya dikasi pencerahaan dan dikasi solusi,awalnya saya tidak mau tapi sya beranikan diri mengikuti saran beliau,alhamdulillah berjalan lancar sekarang saya punya toko bangunan Jaya Abadi didaerah Padang,terimah kasih saya ucapkan pada mbah bedjo berkat beliau saya seprti ini,mungkin banyak orang yang menyebut saya mengada-ada tapi saya buktikan sendiri,khusus yang serius mau bantuan silahkan hub beliau mbah bedjo beliau orangnya baik ini nomor beliau 082316139285 atau ini pengalaman pribadi saya percaya atau tidak semua tergantung pembaca demi Allah ini nyata sekian dan terima kasih ,Assalamualaikum Wrb....allahuakbar....allahuakbar....allahuakbar

    ReplyDelete

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    Blogger news

    Blogroll

    About