DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI
KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan
keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai
paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal
masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.
Pada kesempatan kali ini saya
diberikan kesempatan mewawancarai 2 orang pimpinan, yaitu bapak Muhammad Ainul Khamim,
M.Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Ampana Kota dan ibu Kasturi, M.Pd selaku kepala
SMK Negeri 4 Ampana Kota.
Pertanyaan wawancara sesuai dengan
Panduan Pertanyaan Wawancara (Guiding
Questions for the Interview)
yang diberikan pada modul sebagai berikut :
- Selama ini, bagaimana Bapak dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
- Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
- Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
- Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
- Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
- Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
- Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
- Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Tahapan ini merupakan wadah bagi saya untuk
menunjukkan pemahaman mengenai keseluruhan materi. Hasil wawancara ini akan
saya analisis berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari.
Hasil Wawancara Sesi 1
Wawancara sesi ke-1 dilaksanakan
pada hari Kamis, 9 Februari 2023 pukul 11.30 Wita di Ruang Multimedia SMA
Negeri 1 Ampana bersama dengan bapak Muhammad Ainul Khamim, M.Pd.
Bapak kepala sekolah yang sering disapa Bapak Khamim diangkat menjadi kepala sekolah sejak tahun 2018. Beliau dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral selalu mengedepankan pada beberapa informasi secara faktual. Selalu mencermati setiap kasus yang terjadi di sekolah yang beliau pimpin. Jika kasus tersebut adalah suatu bujukan moral, maka dalam pengambilan keputusan harus berlandaskan pada peraturan yang berlaku, apakah itu aturan sekolah, kode etik guru maupun kode etik pimpinan. Untuk kasus yang berkaitan dengan dilema etika, bapak Khamim mengidentifikasi kasus tersebut berdasarkan resiko yang lebih kecil akan terjadi dalam pengambilan keputusan.
Selama
ini, bapak Khamim dalam pengambilan keputusan di sekolah, terutama untuk
kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama
mengandung nilai kebajikan selalu berdasarkan hasil keputusan rapat dewan guru
dan wakil kepala sekolah. Beliau selalu berusaha untuk tidak mengambil
keputusan sendiri, selalu meminta saran-saran dari rekan guru dan wakil kepala
sekolah. Yang pastinya segala keputusan tidak akan merugikan pihak sekolah dan
tetap memegang teguh peraturan sekolah. Ada beberapa kasus yang terkait
penggunaan anggaran sekolah yang sama-sama penting dan bernilai benar. Untuk pembelanjaan
yang bersifat finansial beliau lebih memilih paradigma jangka pendek daripada
jangka panjang.
Langkah–langkah
bapak Khamim dalam mengambil keputusan dari suatu permasalahan diawali dengan
mengidentifikasi keputusan yang perlu diambil. Beliau berusaha mengumpulkan
informasi penyebab permasalahan yang relevan, menentukan siapa yang terlibat, menanyakan
kepada orang lain yang mampu memberikan kontribusi. Dalam kegiatan diskusi
mengutamakan solusi bersama, melakukan beberapa pertimbangan regulasi dan kode
etik sebelum mengambil keputusan.
Hal-hal
yang bapak Khamim anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus
dilema etika salah satunya melalui diskusi bersama dengan rekan guru dan wakil
kepala sekolah. Dimana dalam berdiskusi lebih berpikir berbasis peraturan.
Menurut
bapak Khamim, tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema
etika adalah bagaimana hasil pengambilan suatu keputusan memiliki resiko yang
kecil. Jika pilihan tersebut tidak diambil, bagaimana dampak terhadap komunitas
sekolah dan lingkungan masyarakat. Dari segi waktu pengambilan keputusan, ada yang
lansung diputuskan ditempat seperti kasus pelanggaran peraturan sekolah. Ada
beberapa kasus dilema etika membutuhkan jadwal dan waktu dalam pengambilan
keputusannya. Seperti kasus terkait kinerja dan kode etik guru serta permasalahan
orangtua yang membutuhkan investigasi opsi trilemma. Seseorang atau
faktor-faktor yang selama ini mempermudah atau membantu bapak Khamim dalam
pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika adalah rekan guru yang
kompeten, wakil kepala sekolah, ketua komite dan atasan dinas.
Dari
wawancara tersebut saya dapat mengambil pembelajaran dalam pengambilan
keputusan seorang pemimpin pembelajaran di sekolah. Ketika dihadapi dengan
kasus dilemma etika, maka senantiasa dalam mengambil keputusan jangan sepihak
ataupun berdasarkan intuisi semata. Melalui diskusi bersama-sama melakukan
prinsip resolusi penyelesaian dilema untuk memperoleh keputusan yang baik untuk
semua pihak.
Hasil Wawancara Sesi 2
Wawancara sesi ke-2 dilaksanakan
pada hari Jumat, 10 Februari 2023 pukul 10.00 Wita di Ruang Kepala SMK Negeri 4
Ampana Kota bersama dengan ibu Kasturi, M.Pd.
Ibu Kasturi awal karirnya adalah guru Kimia yang mengajar ditingkat SMA. Pada tahun 2007 beliau diangkat menjadi kepala sekolah di jenjang SMK. Dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral, beliau selalu mengedepankan pada beberapa informasi secara faktual. Selalu mencermati setiap kasus yang terjadi di sekolah yang beliau pimpin. Terkait kasus suatu bujukan moral, beliau tidak berpikir panjang untuk menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan kode etik sebagai pimpinan. Maka dalam pengambilan keputusan, beliau tetap berlandaskan pada peraturan yang berlaku. Untuk kasus di sekolah yang berkaitan dengan dilema etika, ibu Kasturi mengidentifikasi kasus tersebut berdasarkan resiko yang lebih kecil akan terjadi dalam pengambilan keputusan.
Selama
ini, ibu Kasturi dalam pengambilan keputusan di sekolah, terutama untuk
kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama
mengandung nilai kebajikan selalu berprinsip pada berpikir berbasis rasa peduli
berdasarkan hasil keputusan rapat dewan guru dan wakil kepala sekolah. Mengingat
murid di sekolah masih belum banyak dan rata-rata berpenghasilan menengah ke
bawah. Ada kalanya beliau berusaha untuk bersikap netral pada setiap opsi yang
sama2 bernilai benar, melalui tukar pendapat dari rekan guru dan wakil kepala
sekolah. Beliau selalu menghargai semua kemampuan setiap gurunya dan memberikan
tanggungjawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
Langkah–langkah
ibu Kasturi dalam mengambil keputusan dari suatu permasalahan diawali dengan
mengidentifikasi masalah. Mengumpulkan informasi penyebab permasalahan, menentukan
siapa yang terlibat, dan tidak menegur secara langsung pihak yang berkasus di
depan orang banyak. Dalam kegiatan diskusi mengutamakan solusi bersama, melakukan
beberapa pertimbangan regulasi dan kode etik sebelum mengambil keputusan.
Hal-hal yang ibu Kasturi anggap efektif dalam
pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika salah melalui diskusi dari
hati ke hati dalam memutuskan sesuatu. Dimana dalam berdiskusi lebih berpikir
berbasis nilai-nilai positif dan berpihak pada murid.
Menurut
ibu Kasturi, tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema
etika adalah bagaimana hasil pengambilan suatu keputusan mengutamakan nilai
rasa. Mengutamakan bagaimana siswa yang sekolah tidak dikeluarkan melainkan
harus dibina. Dari segi waktu pengambilan keputusan, ada yang lansung
diputuskan ditempat seperti kasus pelanggaran peraturan sekolah. Ada beberapa
kasus dilema etika membutuhkan jadwal dan waktu dalam pengambilan keputusannya.
Seseorang atau faktor-faktor yang selama ini mempermudah atau membantu ibu
Kasturi dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika adalah rekan
guru yang kompeten, wakil kepala sekolah, ketua komite dan atasan dinas.
Dari
wawancara tersebut saya dapat mengambil pembelajaran bahwa pengambilan
keputusan seorang pemimpin pembelajaran di sekolah tidak semestinya aturan
sekolah menjadi patokan utama dalam mengambil suatu keputusan. Khususnya di
sekolah yang memiliki murid yang masih kurang. Menegur tanpa menyakiti rekan
kerja merupakan proses untuk pengambilan keputusan yang baik. Melalui diskusi
bersama-sama,akan memperoleh keputusan yang baik untuk semua pihak.
Analisis Hasil Wawancara
Bapak
Khamim dan ibu Kasturi adalah contoh pemimpin pembelajaran yang memiliki
perbedaan dan persamaan prinsip dalam pengambilan keputusan pada beberapa kasus
di sekolah. Pak Khamim lebih cenderung memilih prinsip peraturan untuk
mendisiplinkan murid yang terlambat datang sekolah dengan tidak boleh masuk
untuk murid yang terlambat ke sekolah. Sedangkan ibu Kasturi cenderung memilih
rasa peduli pada kasus murid terlambat datang kesekolah. Alasannya juga tepat
karena kondisi jumlah murid yang belum banyak.
Terkait paradigma
dilema etika yang mereka terapkan, pak Khamim cenderung menggunakan paradigm jangka
pendek lawan jangka panjang. Sedangkan ibu Kasturi lebih cenderung menggunakan paradigm
rasa keadilan lawan rasa kasihan. Kedua paradigm ini menurut saya sama-sama
tepat untuk digunakan di sekolah mereka masing-masing. Hal ini berkaitan dengan
kondisi murid dan sosial masyarakat di sekitar sekolah.
Lagkah-langkah pengambilan keputusan kedua kepala sekolah ini sebagian besar sudah sesuai dengan tahapan pada modul yang saya pelajari. Tahapan awal yang mereka lakukan adalah identifikasi dan mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan.
Demikian
hasil analisis wawancara yang telah saya lakukan. Semoga kedepannya saya mampu
mengambil keputusan yang berkaitan dengan dilemma etika sesuai prosedur yang
telah saya pelajari. Semoga bermanfaat dan terima kasih.