Nutrition and Health: Konsumsi Gula, Kegemukan dan Diabetes: Gula kerap dianggap berefek buruk terhadap kesehatan. Gula sering dituding menjadi penyebab kegemukan dan diabetes. Penelitian menuj...
Wednesday, 18 July 2012
Gula
kerap dianggap berefek buruk terhadap kesehatan. Gula sering dituding menjadi
penyebab kegemukan dan diabetes. Penelitian menujukkan bahwa “tuduhan” itu
ternyata tidak benar.
Bagi
sebagian besar orang, gula adalah sukrosa, gula pasir yang biasa dijual di
pasar dalam kantong beragam ukuran. Gula sesungguhnya “hanya” menyumbang
energi/kalori pada pola makan, yaitu 16 kalori (kkal) per sendok teh.
Sebenarnya,
terdapat lusinan jenis gula. Dalam bentuk murni, berbagai jenis gula tersebut
memiliki nama masing-masing, seperti fruktosa (gula buah), galaktosa, glukosa,
laktosa (gula susu), maltosa, ribosa, serta gula alkohol, seperti sorbitol dan
xilitol. Gula juga kerap dikenali menurut sumbernya, seperti madu, sirup jagung,
dan molase (mollase). Molase
merupakan sirup kental, lazimnya warna cokelat gelap yang dihasilkan selama
penyaringan gula.
Gula
dijumpai secara alami pada beberapa makanan, seperti kismis dan kurma. Rasa
gula dapat pula diperoleh karena ditambahkan, misalnya dalam pai buah dan kola.
ia mempunyai fungsi sebagai bahan pengawet dan bahan pemberi rasa, termasuk
penghasil aroma karamel. Gula dapat membuat makanan lebih lezat dan mengurangi
porsi energi bila menggantikan lemak sebaba gula (karbohidrat) mengandung
energi sebesar 4 kkal tiap gramnya. Adapun lemak setiap gramnya memasok energi
sebesar 9 kkal.
Sukrosa
Semua
glukosa pada dasarnya sama. Tak terdapat satu pun yang memberikan keuntungan
gizi signifikan melebihi yang lain, kecuali madu dan molase yang mayoritas
gulanya sudah dikeluarkan/dihilangkan. Molase kaya akan zat besi, sedangkan
madu banyak terkandung flavonoid, zat fitokimia yang berperan sebagai
antioksidan.
Sesungguhnya,
sukrosa adalah gula utama dalam buah, seperti dalam buah blewah, jeruk, kismis,
mangga, melon, nanas, pisang, dan
semangka. “Bonus” kesehatan yang berasal dari makan buah terletak pada
kandungan vitamin, mineral, serat, flavonoid, bukan pada jenis gula yang
dikandung oleh buah.
Ada
perbedaan tingkat kemanisan gula. Fruktosa lebih manis daripada jenis-jenis
gula lain (hampir dua kali kemanisan) sehingga diperlukan sedikit saja untuk
membuat makanan terasa manis. Sebaliknya tingkat kemanisan xilitol dan sorbitol
jauh lebih rendah dibandingkan dengan jenis-jenis gula lain sehingga harus
digunakan lebih banyak untuk memunculkan rasa manis.
Glukosa
Tubuh
membutuhkan gula. Glukosa, yang merupakan gula utama dalam darah dan bahan
bakar dasar bagi tubuh, esensial untuk berfungsinya seluruh sel, terutama
sel-sel otak. Namun, kita tidak perlu makan gula untuk memasok glukosa. Yang
dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat kompleks, juga dikenal sebagai zat pati,
yang ditemukan pada makanan-makanan yang berasal dari padi, sayuran dan buah.
Pada beberapa keadaan, glukosa dapat diproduksi dari pemecahan protein atau
lemak.
Ketika
mengonsumsi makanan yang mengandung gula, makanan itu dipecah tubuh menjadi
bentuk gula yang paling sederhana, kecuali gula dalam makanan tersebut telah
berbentuk sangat sederhana. Misalnya, selama pencernaan, sukrosa dipecah
menjadi glukosa dan fruktosa, yang memasuki aliran darah melalui
dinding-dinding usus halus serta melintasi sel-sel tubuh dan hati. Dengan
bantuan insulin, yakni hormon pengatur kadar glukosa, sel-sel menyerap glukosa
dan menggunakannya sebagai energi.
Glukosa
disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen. Glikogen di hati sewaktu-waktu
dapat diubah kembali menjadi glukosa pada saat energi diperlukan. Sebagian
besar fruktosa diubah pula menjadi glukosa oleh hati. Hati dapat mengubah gula
menjadi asam-asam amino pembangun protein. Kelebihan gula, sebagaimana halnya
energi ekstra lainnya, diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh.
Konsumsi Gula dan
Kegemukan
Pernyataan
yang menyebutkan bahwa gula dapat menggemukkan adalah pernyataan yang tidak
benar. Pada kasus kegemukan penyebabnya tidak hanya disebabkan oleh gula saja.
Mengkonsumsi energi lebih banyak daripada yang dibakar tubuh merupakan pemicu
penambahan berat badan. Bagi kebanyakan orang, andil terbesar dari kelebihan
energi berasal dari mengkonsumsi lemak terlalu banyak bukan gula.
Beberapa
riset yang mengejutkan justru menemukan bahwa orang yang kurus cenderung makan
gula lebih banyak daripada lemak dibandingkan dengan orang yang gemuk. Orang
yang sering menyalahkan makanan manis tatkala berat badannya naik sudah
melupakan bahwa mayoritas energi cake,
cokelat, cookie, dan es krim yang
mereka makan berasal dari lemak, bukan gula.
Itu
berarti tubuh tidak akan bertambah berat jika camilan yang menyediakan gula
ditambahkan pada pola makan setiap hari. Yang menyebabkan berat badan naik
ialah energi (gabungan hasil pembakaran karbohidrat-lemak-protein), bukan gula.
Penyebab Diabetes
Makan
gula terlampau banyak tidak menimbulkan diabetes. Salah paham tersebut muncul
karena ciri-ciri diabetes adalah kadar gula dalam darahnya tinggi. Kelebihan
konsumsi gula memang sangat berbahaya bagi pengidap diabetes. Mereka harus
membatasi konsumsi gula. Tetapi, gula tidak menyebabkan diabetes.
Janket
dkk dari Havard Medical School and Havard School Of PublicHealth, Boston,
Amerika Serikat, meneliti secara prospektif apakah konsumsi total atau jenis
gula berhubungan dengan resiko munculnya diabetes tipe-2, yaitu diabetes tipe
yang tidak tergantung pada insulin. Studi yang diikuti selama rata-rata enam tahun
itu meliputi 39.345 perempuan berumur minimal 45 tahun ke atas yang dipilih
secara acak. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi gula tidak tampak beresiko
terhadap perkembangan diabetes tipe-2.
Kegemukan
merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe-2. Riwayat keluarga
berpenyakit diabetes dan usia yang telah lanjut merupakan faktor-faktor penting
lain penyebab diabetes. Tak ada alasan kuat untuk membatasi konsumsi gula
secara ketat, kecuali kalau Anda penderita diabetes atau orang yang sensitif
terhadap karbohidrat. Penderita diabetes pun masih diperbolehkan makan makanan
yang manis. Namun, menghindari konsumsi gula terlalu banyak tetap lebih baik.
Mungkin
tidak mudah melakukan hal tersebut karena gula adalah bahan makanan yang
populer dalam banyak makanan olahan. Gula merupakan bahan makanan tambahan yang
penting. Ia hadir dalam pelbagai makanan yang sebelumnya mungkin tak
terbayangkan, seperti sup, sambal, jus buah, sereal, yogurt, roti, makanan
kaleng, dan tentu saja makanan ringan (soft drink) serta makanan jenis lainnya.
Gula
secara alami dijumpai pula pada buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk susu.
Idealnya, gula memberikan kontribusi tidak melebihi 15 persen dari total energi per hari. Perlu
diingat bahwa sebagian besar makanan manis mengandung lemak dan energi yang
tinggi, tetapi zat gizinya relatif rendah.
Jika
Anda menjalankan pola makan seimbang, yakni rendah lemak dan tinggi
karbohidrat, tak ada alasan menjauhi gula. Dengan pola makan seimbang, Anda
secara otomatis akan membatasi konsumsi gula.
Sumber
Referensi :
Cahanar,
P., dan Suhanda, I. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Penerbit Buku
Kompas
Tuesday, 17 July 2012
a. Minyak yang digunakan
Minyak
yang digunakan cukup sederhana, sehat dan tanpa wewangian seperti baby oil, minyak zaitun, minyak telon
atau minyak kelapa. Kulit bayi yang masih sensitif sangat mudah terluka karena
gesekan, sehingga dengan adanya minyak membuat efek sentuhan menjadi ringan.
b. Kontra indikasi
Disarankan
untuk jangan memijat bayi setelah ia makan atau disusui, membangunkan bayi
hanya untuk dipijat/bayi mengantuk, memijat bayi saat sakit, memijat dengan
paksa, memaksakan posisi pijatan tertentu saat pemijatan.
Mengetahui
saat tidak boleh dipijat mungkin sangat penting daripada mengetahui kapan boleh
memijat. Prinsip utama dalam menentukan boleh tidaknya menggunakan pijat adalah
jangan menambah rasa sakit, ada beberapa kontra indikasi untuk pijat adalah
diagnosa tidak diketahui, langsung pada tumor, penyakit kulit akut, luka
terbuka, atau trauma kulit, penyakit menular akut yang terindikasi (hepatitis,
TBC, difteri, demam tifus), pendarahan di dalam dan lain sebagainya.
c. Persiapan pemijatan
Ruang
tempat melakukan pemijatan harus perlu diperhatikan agar dapat memberikan
kenyamanan pada bayi. Ruang kamar seharusnya hangat dan tak berangin, bila bayi
di rumah sakit, pemijatan sebaiknya dilakukan di dalam inkubasi atau di bawah
penghangat khusus (Input Warmner),
sediakan waktu yang cukup, usahakan pada posisi nyaman dan santai (ibu dan
bayi), alas yang rata dan lembut, sediakan handuk, baju ganti dan lotion atau baby oil, kuku pendek dan tidak memakai perhiasan di jari tangan,
tangan harus bersih dan hangat, bayi sudah selesai makan atau sedang tidak
lapar. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan oleh ibu secara khusus menyediakan
waktu untuk tidak diganggu minimum selama 15 menit guna melakukan seluruh
tahap-tahap pemijatan, jika perlu nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut
agar rileks.
d. Langkah pemijatan bayi 0 – 3
Bulan
Setiap
gerakan pada tahap pemijatan dapat diulang sebanyak 6 kali. Pada bayi usia 0 –
1 Bulan disarankan gerakan yang lebih pada usapan-usapan halus. Sebelum tali
pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut. Usia 1 –
3 bulan disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan dalam waktu
yang singkat. Total lama pemijatan adalah 15 menit, gerakan boleh tidak
berurutan dan dapat dihentikan sebelum semua rangkaian jika bayi tidak
menghendaki.
Kepala dan Wajah :
1)
Letakkan ujung telapak tangan,
pijat dengan lembut kening bayi,
pelipis dan pipi dengan gerakan seperti membuka buku.
2)
Pijat daerah pangkal hidung
turun sampai tulang pipi dan daerah kening dengan menggunakan ibu jari atau
telunjuk dengan gerakan memutar perlahan.
3)
Buat pijatan lembut di atas
mulut bayi dengan ibu jari dari tengah ke samping, tarik sehingga ia tersenyum
dilanjutkan dengan memijat lembut rahang bawah bayi dari tengah kesamping
seolah membuat bayi tersenyum. Akhiri pijatan wajah dengan secara lembut daerah
di belakang ke telinga ke arah dagu.
Dada dan Perut :
4)
Letakkan kedua telapak
tangan di tengah dada bayi. Lakukan pijatan ke
atas, kemudian kesisi luar tubuh dan kembali ke tengah tanpa mengangkat seperti
membentuk hati, kemudian buat pijatan menyilang dengan telapak tangan ke arah
bahu seperti membentuk kupu-kupu.
5)
Pijatan bulan – matahari :
buat gerakan memutar ½ lingkaran searah jarum jam dengan telapak tangan kanan
dan lanjutkan dengan tangan kiri sampai membentuk lingkaran penuh.
6)
I
Love U : memijat dengan ujung telapak tangan dari
perut kiri atas lurus ke bawah seperti membentuk huruf I.
7)
Lanjutkan dengan ujung
telapak tangan mulai dari perut kanan atas ke kiri kemudian ke bawah membentuk
huruf L terbalik.
8)
Lanjutkan dari perut kanan
bawah ke atas membentuk ½ lingkaran ke arah perut kiri bawah, seperti membentuk
huruf U lanjutkan dengan pijatan
gerakan berjalan dengan ujung-ujung jari menekan dinding perut dari sebelah
kanan ke kiri. Akhiri pijatan perut dengan mengangkat kedua kaki bayi kemudian
menekankan perlahan ke arah perut.
Tangan dan Kaki :
9)
Ada 3 gerakan pijatan pada
lengan, yaitu memerah, memutar dan menggulung dimulai dari bahu ke pergelangan
tangan, kemudian kembali lagi ke bahu.
10) Dengan
kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak tangan dan
punggung tangan mulai dari pergelangan tangan, akhiri dengan tarikan lembut
pada jari.
11)
Pijatan pada kaki mempunyai
gerakan seperti pada tangan, yaitu memerah, memutar dan menggulung di mulai
dari paha ke pergelangan kaki, kemudian kembali ke paha. Hal ini juga dilakukan pada telapak
kaki dan punggung kaki. Akhiri dengan tarikan lembut pada jari kaki.
12) Dengan
posisi tengkurap, pijat punggung dari leher sampai ke pantat. Posisi telapak
tangan tegak lurus lakukan gerakan-gerakan maju mundur. Akhiri pijatan punggung
dengan membuat beberapa kali belaian memanjang dari leher ke pantat dengan
ujung-ujung jari.
Bahan
Referensi :
Lee,
N., (2009) Cara pintar merawat bayi 0-12 bulan. Yogyakarta
Pediatri
Sosial UKK Tumbuh kembang IDAI., (2008) Modul stimulasi pijat bayi. Jakarta
Subscribe to:
Posts (Atom)